Lombok, NTB, 5 Oktober 2020 – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar simulasi penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) pada wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf/Baparekraf, Masruroh, dalam keterangannya, Senin (5/10/2020), mengatakan simulasi ini penting agar para stakeholders MICE dapat memiliki pemahaman yang sama akan pentingnya menjalankan protokol yang telah disusun dalam panduan.

“Hal ini dilakukan supaya wisatawan yang akan melaksanakan kegiatan MICE di Indonesia dapat merasa aman dan nyaman,” kata Masruroh.

Masruroh berharap wisatawan nusantara dapat berkembang dan bertumbuh lebih dahulu, sebelum wisatawan mancanegara boleh masuk kembali ke Indonesia setelah dibukanya perbatasan.

Sementara itu, Koordinator Promosi dan Pendukung Wisata, Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran, Titik Wahyuni, menjelaskan simulasi ini merupakan lanjutan dari kegiatan sosialisasi panduan protokol kesehatan berbasis CHSE bagi pelaku wisata MICE.

“Simulasi yang dilaksanakan selama tiga hari ini bertujuan untuk menerapkan secara langsung panduan protokol CHSE yang telah dibuat dalam melaksanakan kegiatan wisata MICE. Sehingga, ke depan pelaku usaha wisata MICE dapat mengimplementasi panduan tersebut dengan baik,” ujar Titik Wahyuni.

Simulasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan wisata MICE.

“Untuk itu, saya mengajak kita bersama-sama menerapkan panduan protokol kesehatan ini, agar wisata MICE dapat kembali berjalan serta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dapat produktif namun tetap aman COVID-19,” kata Titik Wahyuni.

Simulasi ini diikuti oleh Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Dewantoro Umbu Joka, Ketua Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) NTB Aswanandi Aswinabara, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima Sukri, Dinas Pariwisata Kota Mataram Vidi Partisan, pelaku wisata MICE serta media lokal.

Sebelum berkeliling ke beberapa destinasi wisata, seluruh peserta wajib menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Selain itu, penyelenggara kegiatan diwajibkan juga memakai face shield beserta masker, lalu menggunakan sarung tangan, serta mengukur suhu tubuh para peserta yang ikut dalam kegiatan wisata MICE.

Pada kegiatan simulasi untuk Meeting, juga menerapkan Insentif trip diajak berkeliling ke beberapa destinasi wisata yang ada daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat, diantaranya pada hari pertama, Jumat (2/10/2020) peserta berkunjung ke Desa Sade dan Desa Sukarara.

Lalu, pada hari kedua, Sabtu (3/10/2020) para peserta berkeliling ke Desa Sembalun. Peserta juga diajak melihat keindahan alam di Pucuk Sembalun, Lumbung Pangan Sembalun, Kebun Strawberry, dan mendaki Bukit Selong untuk melihat Gunung Rinjani. Kemudian, pada hari ketiga, Minggu (4/10/2020), peserta ke destinasi terakhir, yaitu Gili Trawangan.


admin

Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat Membangun pariwisata yang berwawasan lingkungan untuk mencapai Pembangunan Kepariwisataan yang Beberlanjutan (Sustainable Tourism).