Kadispar NTB, H. Yusron Hadi memenuhi undangan sebagai penanggap dan pembahas pada Focus Group Discussion yang menggulirkan tema penyusunan rencana aksi arah baru pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif 2022-2025 di wilayah NTB yang dilaksanakan pada Kamis (16/9). Acara yang digagas Kemenparekraf ini menghadirkan beberapa instansi seperti Bappenas, KemenLHK, dan ITDC.

Dimoderatori Harry Waluyo, FGD yang dilaksanakan secara virtual ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan masukan/pemikiran terkait strategi dan program aksi yang konkret dalam rangka pemulihan untuk jangka pendek dan rencana pengembangan pasca pandemi Covid-19 untuk jangka menengah-panjang di NTB.

Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Raden Kurleni Ukar dalam sambutan dan arahannya.

“Sangat penting bagi Kemenparekraf untuk menyiapkan suatu narasi yang dapat menjadi kebijakan untuk mengembangkan sektor kepariwisataan dan ekonomi kreatif saat ini, khususnya di NTB yang masuk dalam 5 destinasi super prioritas. Melalui FGD ini, kami berharap mendapatkan gambaran yang utuh terkait upaya ketahanan sektor parekraf di NTB,” terangnya.

Tim konsultan yang diwakili oleh Hernowo Muliawan memaparkan penyusunan rencana aksi arah baru pengembangan kepariwisataan dan ekonomi kreatif 2022-2025 di wilayah NTB.

Hernowo merujuk pada diskusi yang dirilis UNWTO, ada 3 tahapan atau skenario utama di dalam proses pemulihan maupun juga pengembangan yang mempertimbangkan aspek-aspek arah baru: survivability yang diskenariokan pada 2021-2022, recovery – resiliency pada tahun 2022-2024, yang terakhir adalah growth – sustainable yang diproyeksikan terjadi pada tahun 2025 dan seterusnya.
Hernowo, dalam pemaparannya mengusulkan rencana aksi untuk NTB seperti perluasan CHSE, percepatan vaksinasi, penguatan usaha pariwisata, aktivasi wisata domestik, pengembangan event parekraf untuk mengambil momentum event internasional, dan penguatan desa wisata.


admin

Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat Membangun pariwisata yang berwawasan lingkungan untuk mencapai Pembangunan Kepariwisataan yang Beberlanjutan (Sustainable Tourism).