Selasa (7/9), hadir memenuhi undangan sebagai narasumber ahli dalam Focus Group Discussion (FGD) bertemakan “Sustainable Tourism Strategy Development in Indonesia (Top 10 Destinations)”, Kadispar NTB memaparkan tentang pariwisata berkelanjutan di NTB kepada tim peneliti Sekolah Bisnis Manajemen ITB.
Diselenggarakan secara daring melalui google meet, Yuliani Dwi Lestari, Ph.D. selaku ketua tim memaparkan tentang latar belakang dari penelitian ini yang bertumpu pada dua kata kunci yaitu rural tourism dan entrepreneurship dalam wadah pariwisata berkelanjutan.
Mengamini hal yang sama dengan yang disampaikan oleh Yuliani di pembukaan, dimana pariwisata yang terintegrasi dengan SDG (Sustainable Development Goals), Kadispar NTB juga menggulirkan pemaparan mengenai pembentukan “Desa Wisata Plus” yang mengintegrasikan SDG di dalam implementasinya.
“Satu hal yang barangkali terus menjamin sustainability di sektor pariwisata ini adalah bagaimana pola kita mengintervensi desa-desa wisata. Tidak hanya sarana prasarana yang memadai, pembenahan kualitas destinasi, memperkaya daya tarik wisata, tapi sejatinya kita mulai berpikir bagaimana desa wisata ini memberikan efek positif bagi pengembangan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Bagaimana prinsip-prinsip SDGs hadir di desa-desa wisata. Desa wisata plus ini yang terus kita bangun dengan pentahelix,” paparnya.
Kadispar menyadari akan pentingnya pengaplikasian program yang dimulai dari akar rumput di desa. “Tentu saja kesuksesan dari program itu harus kita mulai dari bawah,” sambungnya.
Adapun beberapa program strategis yang dilakukan pemprov NTB melalui Dinas Pariwisata bekerjasama dengan SKPD lain di antaranya adalah Bank Sampah, penguatan BumDes, dan beberapa program pendampingan.
Akhirnya, sebagai bagian penting dari pentahelix, tim peniliti SBM ITB ini menyampaikan kesiapannya untuk mendukung pariwisata Indonesia melalui riset akademik dan melalui rangkaian FGD ini nantinya menghasilkan rekomendasi yang lebih applicable untuk semua, tegas Yuliani di akhir acara.
